Mitos-mitos 'Nyeleneh' Soal Menstruasi Ini Dipercaya Masyarakat Kuno

Fakta Unik Pentingnya pendidikan kesehatan seksual bukan hanya untuk menghindari kehamilan yang tak diinginkan. Pendidikan kesehatan seksual juga penting bagi anak dan dewasa untuk mengetahui soal tubuhnya masing-masing.

Pada zaman dahulu, pendidikan kesehatan seksual bukanlah hal yang lazim diteliti. Mitos-mitos soal sperma, sel telur sampai kehamilan pun sering dikaitkan dengan ilmu sihir atau magis.

Hal yang sama juga berlaku bagi siklus menstruasi wanita. Kurangnya pemahaman soal biologi serta masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat kuno membuat banyak mitos muncul soal menstruasi.

Apa saja? Dirangkum dari banyak sekali sumber, berikut 4 mitos asing dan nyeleneh soal menstruasi yang dipercaya masyarakat kuno:

Pentingnya pendidikan kesehatan seksual bukan hanya untuk menghindari kehamilan yang tak d Mitos-mitos 'Nyeleneh' Soal Menstruasi Ini Dipercaya Masyarakat Kuno


1. Darah menstruasi sebabkan bencana

Pliny The Elder merupakan sejarawan, naturalis serta orang pertama yang menyusun ensiklopedia di zaman Romawi Kuno. Pliny menyebut darah menstruasi wanita gotong royong yaitu darah setan yang menjadikan banyak bencana.
Disebutkan bahwa darah menstruasi wanita menjadikan anggur menjadi asam, tanaman dan ternak mati, sampai musibah ibarat banjir dan gunung meletus. Darah menstruasi wanita juga dianggap beracun dan dapat menjadikan besi berkarat serta biang keladi penyakit rabies.
Ensiklopedia Pliny masih digunakan sampai ilmu kedokteran dan biologi muncul. Di situlah dijelaskan bahwa darah menstruasi bukanlah sumber dari segala kemalangan.
2. Bercinta ketika mens sebabkan anak cacat


Bercinta ketika sedang menstruasi tidak dianjurkan dengan banyak sekali alasan, salah satunya yaitu risiko bisul pada vagina dan gangguan leher rahim lainnya. Meski begitu, masyarakat kuno menghindari bercinta ketika hamil karena alasan berbeda.
Berdasarkan buku The Curse: A Cultural History Of Menstruation, masyarakat Prancis Kuno percaya bahwa bercinta ketika mens dapat menjadikan bayi lahir dengan ketaknormalan ibarat kulit bersisik, mata juling sampai ketaknormalan badan lainnya.
Hal ini sudah terang terbukti tidak benar. Pertama, bercinta ketika mens memiliki risiko kecil menjadikan kehamilan. Kedua, ketaknormalan pada bayi gres lahir dipengaruhi oleh riwayat genetik dan mampu muncul pada siapa saja.
3. Darah menstruasi sembuhkan kusta


Percaya nggak percaya, masyarakat Eropa kurun pertengahan sangat menghargai darah menstruasi. Bahkan Hildegard von Bingen, biarawati sekaligus penulis teks kesehatan pada zaman tersebut percaya akan keampuhan darah menstruasi untuk menyembuhkan kusta.
Di sisi lain, ia juga menular bercinta ketika mens dapat membuat penis pria karatan dan cacat.
Padahal kusta merupakan penyakit bisul kronis yang ditularkan oleh basil Mycobacterium leprae.
4. Darah menstruasi sebagai pelet


Pelet, guna-guna atau pengasih tidak hanya dipercaya oleh masyarakat Indonesia saja. Sejak zaman Romawi Kuno, darah menstruasi disebut-sebut manjur sebagai suplemen ramuan untuk menerima hati seseorang.
Kasus ini juga ditemukan di China, di mana seorang tangan kanan rumah tangga memasukkan sedikit darah menstruasinnya ke makanan atasannya untuk membuatnya jatuh cinta. Ada-ada saja.

sumber : detik,com